ArtikelProgram Kerja

DISLIKER batch 1 [Dinamika Politik Pilpres 2024: Membangun Negeri atau Merebut Posisi?]

Penyelenggara
BEMFA MIPA UM 2023

Dosen Pendamping 
Bakhrul Rizky Kurniawan, S.Pd., M.Pd

Ketua Pelaksana
Alya Nasywa Qotrunada

Pemateri
Surya Desismansyah Eka Putra, S.Pd., M.Phil.

Pemantik
Imroni Arif (BEM FT UM)
Nuzulul Romadhoni (BEM FIK UM)
M. Saifudin Fanani (BEM FIS UM)
Zidan Nur H. (BEM FEB UM)
Zia Zulistya Anugrah (BEM FMIPA UM)

Pelaksanaan Kegiatan
Senin, 5 Juni 2023

Karakteristik Kegiatan 
Jenis Program Layanan dan Pembinaan Kesejahteraan 

SDGs ke-16 dan 9
Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang kuat 
Industri, inovasi, dan infrastruktur

Mental Kebangsaan 3,4, dan 6
Pendidikan norma. etika, pembinaan karakter, dan soft skills mahasiswa
Pendidikan atau gerakan anti korupsi
Pendidikan atau gerakan anti radikalisme

Berita Kegiatan

Diskusi Publik Bersama (Disliker) merupakan suatu forum diskusi publik yang membahas isu sosial politik kampus, nasional, maupun internasional. Disliker ini terbuka untuk seluruh Mahasiswa Universitas Negeri Malang dan masyarakat umum, sehingga dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan terciptanya suatu pemikiran yang kritis serta pemahaman mengenai isu-isu sosial politik yang sedang terjadi. Kegiatan ini diselenggarakan sebanyak tiga kali dalam satu periode kepengurusan dan diselenggarakan secara daring maupun secara luring.  Kegiatan ini bertema “Mengembangkan Sikap Kritis dan Aktif di Kalangan Mahasiswa dan Masyarakat Umum dalam Membangun Keteladanan Politik Bangsa”. Disliker pertama mengangkat sub tema “Dinamika Politik Pilpres 2024: Membangun Negeri atau Merebut Posisi?”

Kegiatan Disliker ini diselenggarakan pada hari Senin, 5 Juni 2023 melalui zoom meeting dan untuk panitia offline bertempat di Loket FMIPA UM. Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB oleh moderator yang bertugas, yaitu Naila Syakira. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan tata tertib peserta dan sambutan-sambutan. Sambutan pertama dilakukan oleh ketua pelaksana, dilanjut sambutan oleh Kepala Kementerian Sosial Politik BEMFA MIPA UM 2023, dan sesi sambutan terakhir diberikan oleh Dosen Pendamping BEMFA MIPA UM 2023, Bapak Bakhrul Rizky Kurniawan, S.Pd., M.Pd. Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian gambaran umum dari para pemantik. Diawali oleh pemantik dari BEM FT menyampaikan gambaran umum mengenai masih adanya peluang munculnya agenda penundaan Pemilu 2024, BEM FIK menyampaikan gambaran umum mengenai dinamika politik yang akan terjadi dalam persaingan pilpres 2024 oleh pejabat negara yang dicalonkan sebagai Presiden, BEM FIS  menyampaikan gambaran umum tentang bagaimana cara membersihkan jati diri bangsa yang sudah lama kotor karena banyaknya permainan politik dalam pemerintahan, BEM FEB menyampaikan gambaran umum mengenai adanya kemungkinan terjadi permainan antar partai politik dibalik pemilihan Capres, BEM FIP menyampaikan gambaran umum seperti apa peran generasi muda dalam perhelatan politik, dan penyampaian gambaran umum ini diakhiri oleh penyampaian dari perwakilan BEM FMIPA tentang sikap sebagai mahasiswa dalam merespon perbedaan pandangan politik.

Memasuki acara inti, yaitu penyampaian materi Diskusi Publik oleh Bapak Surya Desismansyah Eka Putra, S.Pd., M.Phil., Beliau menjelaskan bahwa kekuasaan tidak dapat dikendalikan dengan moralitas. Politik adalah ilmu tertinggi karena merupakan wadah penyaluran keadilan bukan untuk mencapai kekuasaan. Kemudian beliau juga memaparkan mengenai tugas partai politik itu ada dua, yaitu memenangkan kontestasi dengan segala cara dan mempertahankan kekuasaan setidaknya dua kali periode. Apapun sistemnya, sistem partai politik yang menang dan rakyat hanyalah korban, serta mayoritas dan minoritas dapat dilihat dari kekuasaan tertinggi saat itu. Kekuasaan hanya sementara dan kedaulatan akan tetap melekat. Bapak  Surya Desismansyah Eka Putra, S.Pd., M.Phil., memberikan pemaparan materi selama 60 menit dan dilanjutkan dengan sesi diskusi selama 45 menit. Dari sesi tanya jawab tersebut dapat ditarik kesimpulan. Pertama, jika ingin memilih seseorang yang independen sebagai presiden yang artinya tidak bergabung dengan partai politik atau ketika presiden di luar agama maupun suku mayoritas, Maka sebelumnya harus terlebih dahulu mengganti proses pemilihannya. Kedua, jika ingin mengambil pemimpin yang netral, maka opsinya yaitu anggota DPD saat ini. Namun, di Indonesia sendiri sangat bergantung pada stigma masyarakat, sehingga untuk merealisasikan reformasi politik sangat sulit untuk diwujudkan. Ketiga, moralitas pemimpin di era sekarang tercermin dari era pemimpin terdahulu, dan ketika seseorang siap berpolitik berarti harus siap untuk tidak disukai. Keempat, konteks dalam demokrasi yang benar yaitu memiliki hak yang sama, tidak peduli dari anggota organisasi, lembaga maupun institusi lainnya, dalam artian demokrasi memiliki kedudukan yang sama. Kegiatan ini diakhiri dengan closing statement yang berbunyi “Politik adalah seni dalam menguasai jadi, perlu rasionalisasi untuk memilih apa yang benar-benar harus dipilih karena politik adalah hak sehingga kita hanya perlu melihat mana yang lebih potensial dan mana yang lebih bermanfaat. Bukan atas nama pribadi tapi atas nama kepentingan bersama karena keadilan adalah wujud dari menurunnya egositas manusia untuk menghasilkan kemanusiaan dan kesetaraan satu sama lain.” Kegiatan Disliker diakhiri dengan penutup dan sesi dokumentasi seluruh panitia, peserta, pemantik, dan pemateri.

Sustainable Development Goals atau SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) adalah kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan-perubahan kearah pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. Dengan adanya Disliker ini diharapkan dapat mendukung upaya SDGs, yaitu melalui pemimpin yang akan dipilih oleh masyarakat pada saat Pilpres nantinya. Apabila masyarakat dibekali dengan ruang pencerdasan yang baik seperti forum Disliker yang berfungsi sebagai ruang diskusi publik maka secara otomatis masyarakat paham benar akan peran mereka dalam memilih pemimpin yang bijaksana untuk kedepannya yang dapat ikut serta dalam upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan atau SDGs itu sendiri. Harapan kedepannya, Disliker dapat memberi dampak positif bagi mahasiswa maupun masyarakat umum dan dengan adanya diskusi ini juga diharapkan mampu menambah skill public speaking serta daya berpikir kritis bagi mahasiswa untuk menyuarakan pandangannya terhadap dinamika pemerintahan agar tercipta Indonesia yang benar-benar adil, makmur, dan sejahtera.

Disliker tidak hanya semata-mata menjadi formalitas berdiskusi saja, tetapi juga sebagai sarana mempererat persaudaraan antar Organisasi Pemerintahan Mahasiswa (OPM) di Universitas Negeri Malang yang berperan sebagai pemantik dan Mahasiswa Universitas Negeri Malang serta mahasiswa umum yang berperan sebagai peserta diskusi. Selain itu, juga dapat meningkatkan ketertarikan di bidang politik sehingga kita semua tahu bahwa mahasiswa mempunyai peran penting dalam sistem pemerintahan, dan salah satunya dengan cara berdiskusi ini. Disliker juga dinilai berhasil menciptakan output yang positif dibuktikan dengan keaktifan peserta diskusi saat acara diskusi berlangsung. Diskusi ini juga dapat mempererat hubungan antar mahasiswa  melalui semangat berdiskusi dan saat menyampaikan pendapat ide yang unggul. Hasil dari diskusi ini akan menjadi sesuatu yang berharga yang bisa membangun bangsa Indonesia lebih baik terutama dalam sistem politik pemerintahan.

KEMENTERIAN SOSIAL POLITIK

BEMFA MIPA UM 2023

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *